Okey..sebelumnya saya mau bilang postingan kali ini bukan tulisan saya, tapi tulisan yang dibuat oleh salah satu member the-marketeers yang bernama Kemal. sengaja saya simpan di blog ini biar temen2 yg lain juga bisa ikut baca tulisan beliau. Gak usah khawatir saya dah minta izin ke orangnya kok, dan orangnya juga setuju, jadi…selamat membaca..& thanks Kemal..
—————————————————————————————-
Coba anda saksikan di televisi yang sedang menyiarkan penghargaan untuk insan musik terbaik di Indonesia. Ketika sebuah group band atau penyanyi solo disebutkan sebagai pemenang sebuah penghargaan musik baik itu double platinum, atau penghargaan musik bergengsi lainnya, pasti ada ucapan terima kasih yang mereka utarakan, diantaranya kepada fans-fans mereka yang selalu setia mendukung bahkan menjadi inspirasi musik bagi group band tersebut.
Apa mau dikata, fans memang sudah jadi bagian dari perjalanan musik mereka yang berkecimpung didunia hiburan yang tidak pernah mati ini. Ketika melakukan sebuah pertunjukan musik dan menyaksikan sendiri ratusan bahkan ribuan fans yang mengelu-elukan nama mereka, bahkan ikut bernyanyi, itulah spirit yang dinanti-nantikan untuk memberikan performance yang terbaik.
Namun dunia musik di Indonesia bisa dibilang sangat dinamis. Mereka yang tidak mampu bertahan menghadapi persaingan dan tidak mampu untuk terus berkarya, bisa saja akan kehilangan fans mereka. Tidak hanya produktifitas dalam berkarya saja yang menentukan, untuk sebuah group band yang sudah cukup eksis di belantika musik, kemampuan mewadahi fans dalam sebuah komunitas juga diperlukan.
Konsep mewadahi fans dalam sebuah komunitas inilah yang sepertinya disadari oleh beberapa group Band, Ungu salah satunya. Sebagai sebuah band papan atas dan telah eksis dengan berbagai penghargaan musik, pembentukan komunitas secara offline dan online pun dilakukan.